2.1.11

Seutas Rambut Di Jalan ALLAH

Diposting oleh vhia di 05.02


          Membaca sejarah islam kaum muminin memang sering kali melahirkan rasa kagum take r hingga sekaligus kekecewaan pada saat yang sama. Kagum menyakdikan keagungan ‘nenek moyang’ kita yang saleh, dan kecewa menyaksikan keadaan kira yang tersudut dipojok peradaban abad ini. Tentu saja, rasa kcewa itu tidak boleh membua kita tidak lagi mau membuka lembaran lembaran itu…
          Itulah sebabnya, ungkapan yang tepa untuk menyebut itu semua adalah dengan mengatakan “rahim ibu-ibu umat ini sudah tidak danggaup melahirkan manusia-manusia agung seperti itu”. Bahkan yang tak kalah memilukan lagi adalah wanita-wanita dizaman itu telah mengalahkan pria-pria di masa kin. Dan kisah berikut ini adalah salah satu contoh keluarbiasaan wanita pada zaman itu, dan mungkin idak akan pernah erulang kembali…
          Hari-hari itu adalah hari-hari di saat pasukan romawi berhasil mencengkramkan kuku-kukunya di sebagian wilah kaum muslimin. Beberapa muslimah bahkan menjadi awanan mereka. Dan siapapun bisa menduga apa yang bisa terjadi bila bangsa romawi menawan kaum wanita.
          Tidak lama kemudian,berita penawanan itu akhirnya sampai juga ketelinga khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu sang khalifah ini sedang berada disebuah tempat bernama riqqah. Berita itu membuat gusar hatinya. Maka tanpa menunggau lebih lama, ia menyuruh salah seorang ulama bernama Manshur ibn ‘Ammar umuk memberikan dorongan kepada kaum muslimin untuk menyiapkan diri berperang.
          Tanpa diduga saat Manshur ibn ‘Ammar sedang menyampaikan kalimat-kalimatnya, sebuah kantong yang diikat dilemparkan dan jatuh dihadapan Manshur ibn ‘Ammar. Khalifah dan Manshur ibn ‘Ammar terkejut.
          “coba engkau ambilakn kantong itu, wahai pengawal,” pinta khalifah kepada salah satu pengawalnya.
          Ternyata benda itu sebuah kantong bersama dengan sebuah surat yang ersimpul disisinya. Sang khalifah bergegas membuka surat itu. Dan beginilah bunyinya…
          “aku adalah seorang wanita dari salah stu rumah diwilayah ini. Aku telah mendengarkan apa yang dilakukan oleh orang-oang romawi terhadap beberapa wanita muslimah. Aku juga telah mendengar seruanmu untuk maju kemedan perang. Maka akupun berfikir tenteng sesuatu yang paling berharga yang kumiliki ditubuhku. Ternyata ia adala dua simpul rambutku yang terurai. Maka akupun mengguntingnya dan kusertakan bersama surat ini. Dan ia ada dalam kantong ini.
          Aku bersumpah dan memintamu atas nama Allah bahwa engkau akan menjadikan kedua simpul rambutku ini sebagai tali kekeng kuda yang berperang dijalan Allah. Mudah-mudahan Allah melihatku dalam keadaan seperti ini, hingga akhirnya sudi memberiku Rahmat-Nya.”
          Sang khaliah bergetar usai membacanya. Dan ia tak kuasa lagi… ia tak kuasa lagi menahan tanggis keharuannya. Dan anpa menunggu lebih lama lagi, ia memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk maju ke medan jihad.
          Lalu kembalilah kita melihat di zaman ini. Bila wanita tadi mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk menolong agama Allah. Namun sekarang mereka justru mengorbankan kehormatannya untuk menghancurkan agamanya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

2.1.11

Seutas Rambut Di Jalan ALLAH



          Membaca sejarah islam kaum muminin memang sering kali melahirkan rasa kagum take r hingga sekaligus kekecewaan pada saat yang sama. Kagum menyakdikan keagungan ‘nenek moyang’ kita yang saleh, dan kecewa menyaksikan keadaan kira yang tersudut dipojok peradaban abad ini. Tentu saja, rasa kcewa itu tidak boleh membua kita tidak lagi mau membuka lembaran lembaran itu…
          Itulah sebabnya, ungkapan yang tepa untuk menyebut itu semua adalah dengan mengatakan “rahim ibu-ibu umat ini sudah tidak danggaup melahirkan manusia-manusia agung seperti itu”. Bahkan yang tak kalah memilukan lagi adalah wanita-wanita dizaman itu telah mengalahkan pria-pria di masa kin. Dan kisah berikut ini adalah salah satu contoh keluarbiasaan wanita pada zaman itu, dan mungkin idak akan pernah erulang kembali…
          Hari-hari itu adalah hari-hari di saat pasukan romawi berhasil mencengkramkan kuku-kukunya di sebagian wilah kaum muslimin. Beberapa muslimah bahkan menjadi awanan mereka. Dan siapapun bisa menduga apa yang bisa terjadi bila bangsa romawi menawan kaum wanita.
          Tidak lama kemudian,berita penawanan itu akhirnya sampai juga ketelinga khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu sang khalifah ini sedang berada disebuah tempat bernama riqqah. Berita itu membuat gusar hatinya. Maka tanpa menunggau lebih lama, ia menyuruh salah seorang ulama bernama Manshur ibn ‘Ammar umuk memberikan dorongan kepada kaum muslimin untuk menyiapkan diri berperang.
          Tanpa diduga saat Manshur ibn ‘Ammar sedang menyampaikan kalimat-kalimatnya, sebuah kantong yang diikat dilemparkan dan jatuh dihadapan Manshur ibn ‘Ammar. Khalifah dan Manshur ibn ‘Ammar terkejut.
          “coba engkau ambilakn kantong itu, wahai pengawal,” pinta khalifah kepada salah satu pengawalnya.
          Ternyata benda itu sebuah kantong bersama dengan sebuah surat yang ersimpul disisinya. Sang khalifah bergegas membuka surat itu. Dan beginilah bunyinya…
          “aku adalah seorang wanita dari salah stu rumah diwilayah ini. Aku telah mendengarkan apa yang dilakukan oleh orang-oang romawi terhadap beberapa wanita muslimah. Aku juga telah mendengar seruanmu untuk maju kemedan perang. Maka akupun berfikir tenteng sesuatu yang paling berharga yang kumiliki ditubuhku. Ternyata ia adala dua simpul rambutku yang terurai. Maka akupun mengguntingnya dan kusertakan bersama surat ini. Dan ia ada dalam kantong ini.
          Aku bersumpah dan memintamu atas nama Allah bahwa engkau akan menjadikan kedua simpul rambutku ini sebagai tali kekeng kuda yang berperang dijalan Allah. Mudah-mudahan Allah melihatku dalam keadaan seperti ini, hingga akhirnya sudi memberiku Rahmat-Nya.”
          Sang khaliah bergetar usai membacanya. Dan ia tak kuasa lagi… ia tak kuasa lagi menahan tanggis keharuannya. Dan anpa menunggu lebih lama lagi, ia memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk maju ke medan jihad.
          Lalu kembalilah kita melihat di zaman ini. Bila wanita tadi mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk menolong agama Allah. Namun sekarang mereka justru mengorbankan kehormatannya untuk menghancurkan agamanya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Bocah Petualang Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea