2.1.11

SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA

Diposting oleh vhia di 05.01

Satu bagian lamunan yang penuh makna, untukmu…
   
SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA
         
 Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizing Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita… Beliau dating dengan terenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk BELIAU ERAT-ERAT DAN LANTAS MEMPERSILAHKAN MASUK KE RUANG TAMU. KEMUDIAN KITA TENTU AKAN MEMINTA DENGAN SANGAT AGAR Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita.
Beliau tentu  tersenyum …
Tapi, barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD lagu-lagu Pop and Jazz yang ada di ruang tengah. Kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Beliau tentu tetap tersenyum …
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang dituang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Beliau tentu tersenyum …
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghafal sholawat. Barang kali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.
Beliau tentu tersenyam …
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal diluar kepala mengenai anggota goup band atau nama teman-teman spongebob. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat. Barangkali kita teringat bahwa peempuan dirumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk beradapan dengan Rasulullah SAW.
Beliau tentu tersenyum …
Belum lagi koleksi buku kaset dan karaoke kita. Ke mana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi.
Beliau tentu tersenyum …
Barang kali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hamper seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Quran.
Betapa senyum beliau masih ada di situ …
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita …
Apa yang akan kita lakukan?  Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan Beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah…………
Masihkah beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir …
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

0 komentar:

Posting Komentar

2.1.11

SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA


Satu bagian lamunan yang penuh makna, untukmu…
   
SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA
         
 Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizing Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita… Beliau dating dengan terenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk BELIAU ERAT-ERAT DAN LANTAS MEMPERSILAHKAN MASUK KE RUANG TAMU. KEMUDIAN KITA TENTU AKAN MEMINTA DENGAN SANGAT AGAR Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita.
Beliau tentu  tersenyum …
Tapi, barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD lagu-lagu Pop and Jazz yang ada di ruang tengah. Kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Beliau tentu tetap tersenyum …
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang dituang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Beliau tentu tersenyum …
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghafal sholawat. Barang kali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.
Beliau tentu tersenyam …
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal diluar kepala mengenai anggota goup band atau nama teman-teman spongebob. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat. Barangkali kita teringat bahwa peempuan dirumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk beradapan dengan Rasulullah SAW.
Beliau tentu tersenyum …
Belum lagi koleksi buku kaset dan karaoke kita. Ke mana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi.
Beliau tentu tersenyum …
Barang kali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hamper seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Quran.
Betapa senyum beliau masih ada di situ …
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita …
Apa yang akan kita lakukan?  Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan Beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah…………
Masihkah beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir …
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Bocah Petualang Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea