2.1.11

Tanda Kerasulan Beliau

Diposting oleh vhia di 05.03 0 komentar


Seiring dengan pertumbuhan Beliau, ternyata tanda kerasulan sejak kecil tuh sudah ada. Mau tau salah satu kisahnya, gini nih…
          Suatu ketika Abu Thalib mengajak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tatkala itu masih berumur 12 tahun, untuk ikut berdagang ke negeri syam. Suatu ketika mereka singgah beristirahat di Bushara, suatu daerah yang sudah termasuk syam, tetapi di bawah kekuasaan bangsa romawi. Ketika itu ada seorang rahib (pendeta) yang bernam Bahira, yang selama ini tidak pernah keluar rumah kecuali pada saat itu. Namun ia begitu mengetahui Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari tanda-tandanya. Ketika ia memegang tangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ia berkata “orang ini adalah pemimpin alam semesta. Anak ini akan diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
          Sang Paman pun bertanya,”Dari mana engkau mengetahui hal iu?” sang Rahib menjawab,”Sebenarnya sejak kalian tiba di Aqabah,tidak ada pepohonan dan batuan pun melainkan mereka bersujud. Dan mereka tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi. Aku bisa mengetahui cincin nubuwah yang berada di bagian tulang rawan bahunya yang menyerupai buah apel. Kami pun mendapatkannya di dalam kitab kami”.
          (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul,Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam taurat dan injil yang ada di sisi mereka, yang mnyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”(QS.al-A’raf:157)
            Coba kita renungi sejenak, bahwa kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah diberitakan jauh sebelumnya pada kitab-kitab terdahulu, jadi nggak perlu disangsikan lagi.

Seutas Rambut Di Jalan ALLAH

Diposting oleh vhia di 05.02 0 komentar


          Membaca sejarah islam kaum muminin memang sering kali melahirkan rasa kagum take r hingga sekaligus kekecewaan pada saat yang sama. Kagum menyakdikan keagungan ‘nenek moyang’ kita yang saleh, dan kecewa menyaksikan keadaan kira yang tersudut dipojok peradaban abad ini. Tentu saja, rasa kcewa itu tidak boleh membua kita tidak lagi mau membuka lembaran lembaran itu…
          Itulah sebabnya, ungkapan yang tepa untuk menyebut itu semua adalah dengan mengatakan “rahim ibu-ibu umat ini sudah tidak danggaup melahirkan manusia-manusia agung seperti itu”. Bahkan yang tak kalah memilukan lagi adalah wanita-wanita dizaman itu telah mengalahkan pria-pria di masa kin. Dan kisah berikut ini adalah salah satu contoh keluarbiasaan wanita pada zaman itu, dan mungkin idak akan pernah erulang kembali…
          Hari-hari itu adalah hari-hari di saat pasukan romawi berhasil mencengkramkan kuku-kukunya di sebagian wilah kaum muslimin. Beberapa muslimah bahkan menjadi awanan mereka. Dan siapapun bisa menduga apa yang bisa terjadi bila bangsa romawi menawan kaum wanita.
          Tidak lama kemudian,berita penawanan itu akhirnya sampai juga ketelinga khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu sang khalifah ini sedang berada disebuah tempat bernama riqqah. Berita itu membuat gusar hatinya. Maka tanpa menunggau lebih lama, ia menyuruh salah seorang ulama bernama Manshur ibn ‘Ammar umuk memberikan dorongan kepada kaum muslimin untuk menyiapkan diri berperang.
          Tanpa diduga saat Manshur ibn ‘Ammar sedang menyampaikan kalimat-kalimatnya, sebuah kantong yang diikat dilemparkan dan jatuh dihadapan Manshur ibn ‘Ammar. Khalifah dan Manshur ibn ‘Ammar terkejut.
          “coba engkau ambilakn kantong itu, wahai pengawal,” pinta khalifah kepada salah satu pengawalnya.
          Ternyata benda itu sebuah kantong bersama dengan sebuah surat yang ersimpul disisinya. Sang khalifah bergegas membuka surat itu. Dan beginilah bunyinya…
          “aku adalah seorang wanita dari salah stu rumah diwilayah ini. Aku telah mendengarkan apa yang dilakukan oleh orang-oang romawi terhadap beberapa wanita muslimah. Aku juga telah mendengar seruanmu untuk maju kemedan perang. Maka akupun berfikir tenteng sesuatu yang paling berharga yang kumiliki ditubuhku. Ternyata ia adala dua simpul rambutku yang terurai. Maka akupun mengguntingnya dan kusertakan bersama surat ini. Dan ia ada dalam kantong ini.
          Aku bersumpah dan memintamu atas nama Allah bahwa engkau akan menjadikan kedua simpul rambutku ini sebagai tali kekeng kuda yang berperang dijalan Allah. Mudah-mudahan Allah melihatku dalam keadaan seperti ini, hingga akhirnya sudi memberiku Rahmat-Nya.”
          Sang khaliah bergetar usai membacanya. Dan ia tak kuasa lagi… ia tak kuasa lagi menahan tanggis keharuannya. Dan anpa menunggu lebih lama lagi, ia memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk maju ke medan jihad.
          Lalu kembalilah kita melihat di zaman ini. Bila wanita tadi mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk menolong agama Allah. Namun sekarang mereka justru mengorbankan kehormatannya untuk menghancurkan agamanya sendiri.

SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA

Diposting oleh vhia di 05.01 0 komentar

Satu bagian lamunan yang penuh makna, untukmu…
   
SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA
         
 Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizing Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita… Beliau dating dengan terenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk BELIAU ERAT-ERAT DAN LANTAS MEMPERSILAHKAN MASUK KE RUANG TAMU. KEMUDIAN KITA TENTU AKAN MEMINTA DENGAN SANGAT AGAR Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita.
Beliau tentu  tersenyum …
Tapi, barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD lagu-lagu Pop and Jazz yang ada di ruang tengah. Kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Beliau tentu tetap tersenyum …
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang dituang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Beliau tentu tersenyum …
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghafal sholawat. Barang kali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.
Beliau tentu tersenyam …
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal diluar kepala mengenai anggota goup band atau nama teman-teman spongebob. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat. Barangkali kita teringat bahwa peempuan dirumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk beradapan dengan Rasulullah SAW.
Beliau tentu tersenyum …
Belum lagi koleksi buku kaset dan karaoke kita. Ke mana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi.
Beliau tentu tersenyum …
Barang kali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hamper seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Quran.
Betapa senyum beliau masih ada di situ …
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita …
Apa yang akan kita lakukan?  Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan Beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah…………
Masihkah beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir …
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Rasulullah SAW dan Pengemis Yahudi Buta

Diposting oleh vhia di 05.01 0 komentar

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.
Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Kisah Nabi Sulaiman AS dan Seekor Semut

Diposting oleh vhia di 05.00 0 komentar


Kerajaan Nabi Sulaiman AS dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdo'a memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah SWT. Mendengar do'a si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah SWT telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.
Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

KISAH KEPOMPONG

Diposting oleh vhia di 04.59 0 komentar


Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya
melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap2 mengkerut.Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu.

Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah
bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yg menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untukmelewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang. Saya memohon Kekuatan ..Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan ... Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran .... Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati ... Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon kebahagiaan dan cinta kasih...Dan Tuhan memberikan kesedihan kesedihan untuk dilewati.

Saya memohon Cinta .... Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk
ditolong.

Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati.... Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yg saya inginkan, saya mendapatkan segala yang
saya butuhkan.





2.1.11

Tanda Kerasulan Beliau



Seiring dengan pertumbuhan Beliau, ternyata tanda kerasulan sejak kecil tuh sudah ada. Mau tau salah satu kisahnya, gini nih…
          Suatu ketika Abu Thalib mengajak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tatkala itu masih berumur 12 tahun, untuk ikut berdagang ke negeri syam. Suatu ketika mereka singgah beristirahat di Bushara, suatu daerah yang sudah termasuk syam, tetapi di bawah kekuasaan bangsa romawi. Ketika itu ada seorang rahib (pendeta) yang bernam Bahira, yang selama ini tidak pernah keluar rumah kecuali pada saat itu. Namun ia begitu mengetahui Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari tanda-tandanya. Ketika ia memegang tangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ia berkata “orang ini adalah pemimpin alam semesta. Anak ini akan diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
          Sang Paman pun bertanya,”Dari mana engkau mengetahui hal iu?” sang Rahib menjawab,”Sebenarnya sejak kalian tiba di Aqabah,tidak ada pepohonan dan batuan pun melainkan mereka bersujud. Dan mereka tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi. Aku bisa mengetahui cincin nubuwah yang berada di bagian tulang rawan bahunya yang menyerupai buah apel. Kami pun mendapatkannya di dalam kitab kami”.
          (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul,Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam taurat dan injil yang ada di sisi mereka, yang mnyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”(QS.al-A’raf:157)
            Coba kita renungi sejenak, bahwa kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah diberitakan jauh sebelumnya pada kitab-kitab terdahulu, jadi nggak perlu disangsikan lagi.

Seutas Rambut Di Jalan ALLAH



          Membaca sejarah islam kaum muminin memang sering kali melahirkan rasa kagum take r hingga sekaligus kekecewaan pada saat yang sama. Kagum menyakdikan keagungan ‘nenek moyang’ kita yang saleh, dan kecewa menyaksikan keadaan kira yang tersudut dipojok peradaban abad ini. Tentu saja, rasa kcewa itu tidak boleh membua kita tidak lagi mau membuka lembaran lembaran itu…
          Itulah sebabnya, ungkapan yang tepa untuk menyebut itu semua adalah dengan mengatakan “rahim ibu-ibu umat ini sudah tidak danggaup melahirkan manusia-manusia agung seperti itu”. Bahkan yang tak kalah memilukan lagi adalah wanita-wanita dizaman itu telah mengalahkan pria-pria di masa kin. Dan kisah berikut ini adalah salah satu contoh keluarbiasaan wanita pada zaman itu, dan mungkin idak akan pernah erulang kembali…
          Hari-hari itu adalah hari-hari di saat pasukan romawi berhasil mencengkramkan kuku-kukunya di sebagian wilah kaum muslimin. Beberapa muslimah bahkan menjadi awanan mereka. Dan siapapun bisa menduga apa yang bisa terjadi bila bangsa romawi menawan kaum wanita.
          Tidak lama kemudian,berita penawanan itu akhirnya sampai juga ketelinga khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu sang khalifah ini sedang berada disebuah tempat bernama riqqah. Berita itu membuat gusar hatinya. Maka tanpa menunggau lebih lama, ia menyuruh salah seorang ulama bernama Manshur ibn ‘Ammar umuk memberikan dorongan kepada kaum muslimin untuk menyiapkan diri berperang.
          Tanpa diduga saat Manshur ibn ‘Ammar sedang menyampaikan kalimat-kalimatnya, sebuah kantong yang diikat dilemparkan dan jatuh dihadapan Manshur ibn ‘Ammar. Khalifah dan Manshur ibn ‘Ammar terkejut.
          “coba engkau ambilakn kantong itu, wahai pengawal,” pinta khalifah kepada salah satu pengawalnya.
          Ternyata benda itu sebuah kantong bersama dengan sebuah surat yang ersimpul disisinya. Sang khalifah bergegas membuka surat itu. Dan beginilah bunyinya…
          “aku adalah seorang wanita dari salah stu rumah diwilayah ini. Aku telah mendengarkan apa yang dilakukan oleh orang-oang romawi terhadap beberapa wanita muslimah. Aku juga telah mendengar seruanmu untuk maju kemedan perang. Maka akupun berfikir tenteng sesuatu yang paling berharga yang kumiliki ditubuhku. Ternyata ia adala dua simpul rambutku yang terurai. Maka akupun mengguntingnya dan kusertakan bersama surat ini. Dan ia ada dalam kantong ini.
          Aku bersumpah dan memintamu atas nama Allah bahwa engkau akan menjadikan kedua simpul rambutku ini sebagai tali kekeng kuda yang berperang dijalan Allah. Mudah-mudahan Allah melihatku dalam keadaan seperti ini, hingga akhirnya sudi memberiku Rahmat-Nya.”
          Sang khaliah bergetar usai membacanya. Dan ia tak kuasa lagi… ia tak kuasa lagi menahan tanggis keharuannya. Dan anpa menunggu lebih lama lagi, ia memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk maju ke medan jihad.
          Lalu kembalilah kita melihat di zaman ini. Bila wanita tadi mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk menolong agama Allah. Namun sekarang mereka justru mengorbankan kehormatannya untuk menghancurkan agamanya sendiri.

SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA


Satu bagian lamunan yang penuh makna, untukmu…
   
SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA
         
 Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizing Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita… Beliau dating dengan terenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk BELIAU ERAT-ERAT DAN LANTAS MEMPERSILAHKAN MASUK KE RUANG TAMU. KEMUDIAN KITA TENTU AKAN MEMINTA DENGAN SANGAT AGAR Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita.
Beliau tentu  tersenyum …
Tapi, barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD lagu-lagu Pop and Jazz yang ada di ruang tengah. Kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.
Beliau tentu tetap tersenyum …
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang dituang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.
Beliau tentu tersenyum …
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghafal sholawat. Barang kali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.
Beliau tentu tersenyam …
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal diluar kepala mengenai anggota goup band atau nama teman-teman spongebob. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang sholat. Barangkali kita teringat bahwa peempuan dirumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk beradapan dengan Rasulullah SAW.
Beliau tentu tersenyum …
Belum lagi koleksi buku kaset dan karaoke kita. Ke mana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi.
Beliau tentu tersenyum …
Barang kali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hamper seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Quran.
Betapa senyum beliau masih ada di situ …
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita …
Apa yang akan kita lakukan?  Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan Beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah…………
Masihkah beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir …
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah

Rasulullah SAW dan Pengemis Yahudi Buta


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.
Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

Kisah Nabi Sulaiman AS dan Seekor Semut



Kerajaan Nabi Sulaiman AS dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdo'a memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah SWT. Mendengar do'a si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah SWT telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.
Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

KISAH KEPOMPONG



Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya
melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap2 mengkerut.Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu.

Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah
bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yg menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untukmelewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang. Saya memohon Kekuatan ..Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon Kebijakan ... Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon Kemakmuran .... Dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.

Saya memohon Keteguhan hati ... Dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.

Saya memohon kebahagiaan dan cinta kasih...Dan Tuhan memberikan kesedihan kesedihan untuk dilewati.

Saya memohon Cinta .... Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk
ditolong.

Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati.... Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.

Saya tidak memperoleh yg saya inginkan, saya mendapatkan segala yang
saya butuhkan.





 

Bocah Petualang Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea