Menurut
kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah satu maknanya adalah
“prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua menurut
kamus, etika adalah “kajian moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan
moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam
penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri,
sedangkan moralitas merupakan subjek. Etika berasal dari bahasa Latin ‘ethos’
yang berarti falsafah moral dan dan merupakan cara hidup yang benar dilihat
dari sudut budaya, susila, dan agama.
Kata
“etika” dan “etis” tidak selalu dipakai pada arti yang sama. Karena itu pula
“etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai
dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekan,
walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis merupakan sifat dari tindakan
yang sesuai dengan etika.
Prinsip etika adalah sebagai
berikut:
- Usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan atau pengusaha.
- Hal tersebut merupakan elemen penting buat suksesnya bisnis jangka panjang
- Menjaga etika adalah hal penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
- Kejujuran merupakan barang langka dan “mata uang” yang berlaku di mana-mana
- Etika adalah standar perilaku dan nilai-nilai moral menyangkut tindakan yang benar dan salah yang terjadi di dalam lingkungan kerja
Sedangkan, etika bisnis mempunyai
prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional
perusahaan, Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis
sebagai berikut :
- Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan
kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Prinsip otonomi
memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang
yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya.
Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan
misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan
dan komunitasnya.
2.
Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang
paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus
diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika
prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut. Terdapat tiga
lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan
prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam
niat jahat perusahaan itu.
4.
Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap
orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
5.
Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Pada prinsip ini, pebisnis dituntut
agar menjalankan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
6.
Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun
perusahaannya.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar